A. Pengertian Prosa Fiksi
Istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi,prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi tersebut adalah kisaham atau cerita yang diemban oleh pelaku- pelaku tertentu dengan pemeran latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjadi suatu cerita.
Sebagai salah satu genre sastra, karya fiksi mengandung unsure- unsure meliputi:
1. Pengarang atau narrator
2. Isi penciptaan
3. Media penyampai isi berupa bahasa
4. Elemen- elemen fiksional atau unsure-unsur instrinsik yang mengbangun karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana.
Karya fiksi dibedakan kedalam berbagai macam bentuk, baik itu roman, novel, novelette, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang-pendeknya isi cerita, kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri. Akan tetapi, elemen-elemen ysng dikandung oleh setiap bentuk karya fiksi maupun cara pengarang memaparkan isi ceritanya memiliki kesamaan meskipun dalam unsur-unsur tertentu mengandung perbedaan.
B. Macam-macam prosa fiksi
Berdasarkan bentuknya prosa fiksi dibedakan menjadi :
1. Roman
Roman seringkali dikatakan sebagai cerpan atau cerita panjang dan dibedakan dengan cermen ( cerita menengah ) untuk novel dan cerpen ( cerita pendek ) untuk short story. Sebenarnya ada yang hakiki berbeda antara ketiga jenis cerita fiksi itu, namun secara lahir yang tampak adalah perbedaan kepanjangannya. Dalam roman seorang pengarang bercerita tentang hidup manusia yang lebihluas dan banyak. Yang dikisahkan dalam roman adalah sebagian besar dari kisah hidup manusia. Dalam novel dikisahkan beberapa episode kehidupan manusia sedangkan dalam cerita pendek hanya salah satu episode kehidupan manusia.
Dick Hartoko ( 1986 : 120 – 121 ) merumuskan beberapa kriteria formal dan tematis bagi roman sebagai berikut :
a. Secara tematis structural dapat dibedakan seorang tokoh, roman yang mementingkan profil dan perkembangan psikologis tokoh – tokoh dan menggambarkan suasana pada zaman tertentu atau disusun daerah tertentu.
b. Secara formal sr\truktural dititikberatkan kriteria yang berhubungan dengan aspek menceritakan sesuatu ( artinya siapa yang menceritakan; aku atau dia, bentuk surat, catatan harian, kenang – kenangan, otobiografi, dan sebagainya).
Secara umum, klasifikasi roman ada 5 jenis :
1) Roman Sosial, roman kemasyarakatan. misalnya Atheis karya Achdiat Karta Miharja, Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis.
2) Roman Psikologis, roman yang lebih menitikberatkan pergolakan pemikiran dan pergolakan psikis tokoh – tokohnya. Misalnya : Salah Asuhan, Belenggu.
3) Roman Detektif, biasanya membicarakan pengejaran mencari tanda bukti baik berupa manusia atau enda untuk membongkar suatu kejahatan. Misalnya : Mencari Pencuri Anak Perawan.
4) Roman Kolektif, paling sukar dan banyak seluk beluknya, lebih mengutamakan cerita masyarakat sebagai totalitas
5) Roman avontur, roman yang peristiwanya diceritakan secara berurutan, mulai titik A ke B ke C dan ... Z. Biasanya persoalan B,C, D merupakan rintangan untuk mencapai titik Z
2. Cerita pendek
Cerita pendek adalah cerita yang pendek dan merupakan suatu kebulatan idea. Dalam kesingkatan dan kepadatannya itu, sebuah cerpen adalah lengkap, bulat dan singkat. Semua bagian dari sebuah cerpen mesti terikat pada suatu kesatuan jiwa : pendek, padat, dan lengkap. Tak ada bagian – bagian yang boleh dikatakan “ lebih ” dan bisa dibuang ( Rosidi, 1959:IX)
Dalam cerita pendek dikisahkan salah satu momen dalam kehidupan manusia. Pengarang mengambil sari ceritanya saja. Kejadian – kejadian perlu dibatasi, yakni kejadian yang dianggap penting untuk membentuk kesatuan cerita. Disamping itu, cerita harus memiliki kepaduan atau kebulatan yang tinggi. Maka dari itu tokoh yang digambarkan harus diperhatikan agar tidak mengurangi kebulatan cerita dan biasanya berpusat pada tokoh utama dari awal hingga akhir.
Terdapat tiga kualitas yang esensial dari cerita pendek, yaitu :
a. Adanya kesan ( impresi ) yang menyatu dalam diri pembaca.
b. Adanya konsentrasi dari krisis ( konflik ).
c. Adanya pola ( desain )yang harmonis.
Ciri khas cerita pendek :
a) Singkat, padu, dan intensif
b) Unsur utama cerita pendek adalah adegan, tokoh, dan gerak
c) Bahasa cerita pendek harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian
d) Harus mengandung interpretasi pengarang tentang konsepsinya mengenai kehidupan, baik secara langsung ataupun tidak langsung
e) Harus menimbulkan efek dalam pikiran pembaca
f) Harus menimbulkan perasaan pada pembaca bahwa jalan ceritalah yang pertama – tama menarik perasaan, dan baru kemudian menarik pikiran
g) Mengandung detail – detail dan insiden – insiden yang dipilih dengan sengaja, dan yang bisa menimbulkan pertanyaan – pertanyaan dalam pikiran pembaca
h) Dalam sebuah cerita pendek sebuah insiden yang terutama menguasai jaln cerita
i) Harus mempunyai seorang pelaku yang utama
j) Harus mempunyai satu efek atau kesan yang menarik
k) Bergantung pada satu situasi
l) Memberikan impresi tunggal
m) Memberikan suatu kebulatan efek
n) Menyajikan satu emosi
o) Jumlah kata – kata biasanya dibawah 10.000 kata, tidak boleh lebih dari 10.000 kata ( atau kira – kira 33 halaman uarto spasi rangkap )
Pembagian cerita pendek:
· Berdasarkan panjangnya cerita
Berdasarkan jumlah kata yang dikandung oleh cerita pendek, maka cerita pendek dibedakan menjadi :
v Cerpen yang pendek ( short short story )
Adalah cerita pendek yang jumlah kata – katanya pada umumnya di bawah 5000 kata, atau kira – kira 16 halaman kuarto apasi rangkap, yang dapat dibaca kira – kira dalam waktu seperempat jam.
v Cerpen yang panjang ( long short story )
Adalah cerita pendek yang jumlah kata – katanya di antara 5000 sampai 10.000 kata, atau kira – kira 33 halaman kuarto spasi rangkap, yang dapat dibaca kira – kira setengah jam.
· Berdasarkan nilai sastra
Ketika kita banyak membaca cerpen, maka kita akan tahu bahwa ada di antaranya yang benar – benar bernilai sastra, yaitu memenuhi norma – norma yang dituntut oleh seni sastra, dan di samping itu ada pula beberapa yang tidak bernilai sastra, tapi lebih ditujukan untuk menghibur saja.
Klasifikasi tersebut masing – masingdisebut dengan istilah :
v Cerpen sastra
v Cerpen hiburan
3. Novel
Novel berasal dari bahasa latin novellas yang kemudian dirturunkan menjadi novies yang berarti baru. Perkataan baru ini dikaitkan dengan kenyataan bahwa novel merupakan jenis cerita fiksi yang muncul belakangan debandingkan cerita pendek dan roman. Menurut Robert Lindell, novel pertama yang lahir di Inggris adalah Pamella yang terbit pada tahun 1740, yang berupa catatan harian. Novel pada perkembangannya merupakan catatan harian, namun kemudian berkembang menjadi cerita fiksi yang kita kenal seperti sekarang ini. Dari jumlah kata, biasanya novel mengandung kata – kata berkisar antara 35.000 buah sampai tak terhingga jumlahnya. Atau minimal 100 halaman.
Berikut adalah ciri novel, antara lain :
a) Bergantung pada tokoh
b) Menyajikan lebih dari satu impresi
c) Menyajikan lebih dari satu efek
d) Menyajikan lebih dari satu emosi
4. Novelet
Kata Novelette diturunkan dari kata novel ditambah dengan suffiks –ette yang berarti “kecil ”. Dengan singkat novelette adalah novel kecik. Pada umumnya unsure – unsure novelette sama saja dengan unsure novel.
Ditinjau dari jumlah katanya novelette berkisar antara 10.000-35.000 kata. Jadi novelette ini merupakan penengah antara cerita pendek dan novel.
Memang secara tegas sulit untuk menentukan batas antara cerita pendek dengan novelette di satu pihak, dan batas antara novelette dengan novel di pihak lain. Hal ini pulalah barangkali yang menyebabkan banyak orang cenderung lebih menyederhanakan lagi pembagian jenis fiksi dari segi bentuk atau dari segi panjang pendeknya itu atas cerita pendek dan novel saja.
C. Unsur intrinsik dan Ekstrinsik Prosa
1. Unsur Intrinsik Prosa adalah unsur yang terdapat dalam prosa. Unsur Intrinsik Prosa meliputi :
a) Tema adalah Gagasan ide / pikiran utama di dalam sebuah karya sastra. Tema cerita kadang-kadang dinyatakan secara eksplisit oleh pengarangnya, baik melalui dialog, pemaparan, maupun judul karya, sehingga pembaca mudah memahami. Dari membaca judulnya saja, misalnya Salah Asuhan, Sengsara Membawa Nikmat, Dua Dunia dan lain-lain, dengan mudah pembaca dapat menebak temanya. Meskipun demikian, harus disadari bahwa tidak semua judul menunjukkan tema cerita.
Ada pula judul-judul yang bersifat simbolik, misalnya Layar Terkembang, Belenggu dan lain-lain. Dengan demikian, untuk menggali tema cerita tidak selalu mudah karena banyak pula yang bersifat implisit (tersirat), sehingga seseorang perlu membaca lebih dahulu seluruh cerita dengan tekun dan cermat. Contoh tema : “Pagi,Cepatlah Datang.” “Cinta Pertama.” “Rumah Pohon.” “Lukisan Sang Dewi.” Dan sebagainya…
b) Penokohan / karakterisasi adalah Pemberian watak terhadap pelaku-pelaku cerita dalam sebuah karya sastra. Ada dua macam karakterisasi, yaitu secara langsung dan tak langsung. Disebut karakterisasi langsung apabila pengarang secara langsung menyebutkan watak tokoh-tokoh cerita, misalnya : Rini adalah seorang gadis yang amat sombong.
Dari contoh di atas nampak bahwa penulis menyebutkan watak tokoh Rini secara langsung. Ini berbeda dengan karakterisasi tak langsung yang menggambarkan watak tokoh melalui pendeskripsian tingkah laku dan pemikiran-pemikiran si tokoh. Contoh : Sejak pindah di sekolah itu Rini tak pernah bergaul dengan kawan-kawannya. Bagi Rini, siswa-siswi di sekolah barunya kurang ‘level’.
Tokoh Cerita terdiri atas :
· Tokoh Protagonis adalah tokoh dalam karya sastra yang memegang peranan baik.
· Tokoh Antagonis adalah tokoh dalam karya sastra yang merupakan penantang dari tokoh utama,biasanya memegang peranan jahat.
· Confidant adalah tokoh confidant mempunyai peran sebagai tokoh pembantu yang menjadi kepercayaan protagonis dan atau antagonis. Lewat tokoh ini pembaca dapat mengenal watak dan niat-niat tokoh utama dengan lebih baik.
· Tokoh Tambahan adalah tokoh yang tidak memegang peranan dan tidak mengucapkan sepatah katapun, bahkan dianggap tidak penting sebagai individu.
c) Latar / setting adalah bagian dari sebuah prosa yang isinya melukiskan tempat cerita terjadi dan menjeaskan kapan cerita itu berlaku. Macam-macam Setting ada 3 yaitu :
· Tempat : di rumah, di sekolah, di jalan.
· Waktu : pagi hari, siang hari, sore hari.
· Suasana : sedih, senang, tegang.
d) Alur adalah rangkaian peristiwa / jalinan cerita dari awal sampai kimaks serta penyelesaian. Marjorie Boulton (1984 : 75) mengibaratkan alur sebagai rangka di dalam tubuh manusia yang berfungsi menopang tubuh agar dapat berdiri. Di dalam cerita rekaan, berbagai peristiwa disajikan dengan urutan tertentu. Rangkaian peristiwa itu membangun tulang punggung cerita, yaitu alur.
Ada pula yang mengumpamakan alur sebagai sangkutan, tempat menyangkutnya bagian-bagian cerita, sehingga terbentuklah suatu bangun yang utuh. Dalam fungsinya yang demikian dapat dibedakan peristiwa-peristiwa utama yang membentuk alur utama, dan peristiwa-peristiwa pelengkap yang membentuk alur bawahan atau pengisi jarak antara dua peristiwa utama.
Macam-macam Alur :
· Alur mundur adalah jalinan peristiwa dari masa kini ke masa lalu.
· Alur maju adalah jalinan peristiwa dari masa lalu ke masa kini
· Alur gabungan adalah gabungan dari alur maju dan alur mundur secara bersama-sama.
Dan secara umum Alur terbagi ke dalam bagian-bagian berikut;
a. Pengenalan situasi adalah memperkenalkan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antar tokoh.
b. Pengungkapan peristiwa adalah mengungkap peristiwa yang menimbulakan berbagai masalah.
c. Menuju adanya konflik adalah terjadi peningkatan perhatian ataupun keterlibatan situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.
d. Puncak konflik adalah dapat disebut juga klimaks, dan pada bagian ini dapat ditentukan perubahan nasib beberapa tokoh.
e. Penyelesaian adalah sebagai akhir cerita dan berisi penjelasan tentang nasib para tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak.
e) Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca melalui karyanya, yang akan disimpan rapi dan disembunyikan pengarang dalam keseluruhan cerita.
Penulis-penulis sekarang lebih sering menyiratkan pesan secara implisit melalui perilaku tokoh, terutama menjelang cerita berakhir. Teknik demikian kecuali menghilangkan kesan ‘menggurui’, juga memberi keleluasaan pada pembaca untuk mencari dan menemukan sendiri pesan moral suatu cerita
f) Gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan pengarang dalam menulis cerita yang berfungsi untuk menciptakan hubungan antara sesama tokoh dan dapat menimbulkan suasana yang tepat guna, adegan seram, cinta ataupun peperangan maupun harapan.
g) Sudut pandang adalah pandangan pengarang untuk melihat suatu kejadian cerita. Macam-macam sudut pandang :
· Orang pertama adalah pengarang menjadi pelaku utama dan memakai istilah “Aku” dan “Saya”.
· Orang ketiga adalah pengarang yang menceritakan ceritanya atau berperan sebagai pengamat dan menggunakan itilah “Dia”,”Ia”,atau nama orang.
2. Unsur Ekstrinsik Prosa adalah Unsur yang terdapat di luar karya sastra. Unsur Ekstrinsik Prosa meliputi :
a. Norma adalah aturan yang digunakan si pengarang dalam menulis Prosa.
b. Biografi Pengarang adalah daftar riwayat hidup si pengarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar