Sabtu, 08 Januari 2011

inovasi pembelajaran di lingkungan luar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Berawal dari rutinitas kegiatan belajar mengajar di sekolah tepatnya yang dilakukan bagi siswa sekolah dasar di kelas membuat kejenuhan dalam belajar dikarenakan sebenarnya siswa sekolah dasar mempunyai dunia bermain yang merupakn ciri kas dari seorang anak sekolah dasar. Pada hakikatnya, seorang anak mempunyai titik kejenuhan apabila dihadapkan pada suatu hal yang sama setiap harinya. Setiap hari siswa dihadapkan pada suasana kelas yang begitu-begitu saja. Suasana tersebut adalah tembok putih, meja, coklat, papan tulis, meja guru, atap putih, dan suasana kelas yang sudah umum. Hal inilah yang mendorong penulis untuk memikirkan bagaimana rutinitas kegiatan tersebut agar tidak terjadi kejenuhan.
Kejenuhan tersebut juga dapat mengganggu proses belajar mengajar ketika guru berinteraksi dengan siswa. Gangguan tersebut dapat berupa kurangnya pemahaman siswa dalam menangkap materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan di kelas biasa sudah diterapkan dimana- mana sehingga diperlukan suatu inovasi dalam suatu pembelajara yang dapat membuat seorang siswa sekolah dasar menjadi aktif dan dapat berbaur dengan alam secara langsung, untuk itu penulis membuat inovasi belajar di luar kelas atau sering disebut outdoor. Hal ini sejalan dengan usaha Pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara membentuk kurikulum KBK dan KTSP atau lebih dikenal Kurikulum 2006 sejak tahun pelajaran 2006/2007 dan direalisasikan sampai pada tahun 2009/2010 (Permendiknas, No.24 Tahun 2006).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan. KTSP dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 200 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunnya kurikulur pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedornan pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP) (BNSP:2006).
Banyak pendapat yang mengatakan bahwa pemberlakuan KTSP masih menemui banyak hambatan sehingga menyebabkan adanya perasaan pesimis dalam menerapkan kurikulum dimaksud. Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Lubuk Linggau menyatakan bahwa KTSP ternyata masih bersifat idealis dan sulit diterapkan secara nasional (Linggau Pos, 5 Juni 2007). Kendala-kendala penyebabnya adalah kondisi daerah terpencil yang sulit dijangkau dan minimnya sarana dan prasarana penunjang, lemahnya insfrastruktur serta masalah sumber daya manusia dimana masih banyak guru dengan pembelajaran masih seperti kurikulum sebelumnya. Untuk itu, inovasi diperlukan karena adanya keinginan beberapa siswa dalam perubahan system belajar mengajar dengan suasana yang baru. Perubahan ini tentunya harus disertai dengan usaha guru untuk selalu berkreasi dan berfikir kreartif untuk menciptakan pembelajaran outbond yang dapat menarik minat siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga mereka tidak jenuh dan dapat membangun interaksi antara guru dan siswa lebih dekat.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa itu outbound?
2.      Tujuan outbound?
3.      Pembelajaran outbont itu seperti apa?
4.      Apa Manfaaat outbound?

C.     TUJUAN DAN MANFAAT
Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah :
1.      Menghilangkan kejenuhan siswa dalm kelas
2.      Guru dapat kreatif dalam menbuat suatu kegiatan belajar mengajar
3.      Pembelajaran menjadi menarik
4.      Dapat terjadi interaksi yang baik antara siswa dan guru

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN OUTBOUND
Outbound merupakan salah satu bentuk pelatihan dan pembelajaran bagi khalayak umum dengan bentuk pembelajaran informal atau sebuah proses pemerolehan ilmu atau apapun yang ingin diajarkan dengan sebuah metode, sarana dan prasarana yang tentunya berbeda dengan suasana pembelajaran di bangku formal. Kita tidak akan menemui di dalamnya beberapa material wajib semisal papan tulis lengkap dengan alat tulis dan penghapusnya, bangku-bangku untuk tempat duduk, buku-buku pegangan, kalkulator ataupun  buku pintar berisi kumpulan rumus-rumus Fisika ataupun Tenses Bahasa Inggris, contoh ekstrimnya. Dalam artian lain atau dari sumber yang lain Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu semangat belajar. Outbound merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan kreativitas seseorang. Kegiatan outbound berawal dari sebuah pengalaman sederhana seperti bermain. Bermain juga membuat setiap anak merasa senang dan bahagia. Dengan bermain, anak dapat belajar menggali dan mengembangkan potensi dan rasa ingin tahu serta meningkatkan rasa percaya dirinya. Oleh karena itu, bermain merupakan fitrah yang dialami setiap anak.

Pengalaman merupakan guru dalam proses pembelajaran secara alami. Misalnya, seorang anak mengalami proses alami bermain. Hal itu dalam rangka menambah dan mengembangkan pengetahuan dari setiap pengalamannya. Jadi, tidak menutup kemungkinan siapapun berhak bermain baik anak-anak, remaja, orang dewasa ataupun orang tua. Karena belajar dari sebuah pengalaman dalam aktivitas bermain dijadikan sebagai sarana pembelajaran yang menyenangkan yang dapat dilakukan di ruangan terbuka atau tertutup.

Outbound training adalah salah satu bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif. Alam Indonesia yang kaya menyediakan sumber belajar yang tidak akan pernah habis digali. Dimensi alam sebagai obyek pendidikan bisa menjadi laboratorium sesungguhnya dan tempat bermain yang mengasyikan dengan berbagai metodenya.

Outbound merupakan salah satu metode pembelajaran modern yang memanfaatkan keunggulan alam. Para peserta yang mengikuti outbound tidak hanya dihadapkan pada tantangan intelegensia, tetapi juga fisik dan mental. Dan ini akan terus terlatih menjadi sebuah pengalaman yang membekali dirinya dalam menghadapi tantangan yang lebih nyata dalam persaingan di kehidupan sosial masyarakat.

Kegiatan outbound sendiri bertujuan menumbuhkan dan menciptakan suasana salingmendorong, mendukung serta memotivasi dalam sebuah kelompok. Selain mengembangkan kemampuan apresiasi atau kreativitas dan penghargaan terhadap perbedaan dalam sebuah kelompok juga memberikan kontribusi memupuk jiwa kepemimpinan, kemandirian, keberanian, percaya diri, tanggung jawab dan empati yang merupakan nilai dasar yang harus dimiliki setiap orang. Yang diterjemahkan melalui experiential learning yang akan memberikan pengalaman langsung kepada peserta pelatihan dengan simulasi permainan. Peserta langsung merasakan sukses dan gagal dalam pelaksanaan tugas.

Sisi menarik dari metode pembelajaran outbound adalah permainan sebagai bentuk penyampaiannya. Dalam permainan skill, individu tidak hanya ditantang berpikir cerdas namun juga memiliki kepekaan sosial. Dalam outbound peserta akan lebih banyak dituntut mengembangkan kemampuan ESQ (emotional and spiritual quotient)nya, disamping IQ (intellegent quotient). Metode outbound training memungkinkan peserta dalam aktivitasnya melakukan sentuhan-sentuhan fisik dengan latar alam yang terbuka sehingga diharapkan melahirkan kemampuan dan watak serta visi kepemimpinan yang mengandung nilai-nilai kejujuran, keterbukaan, toleransi, kepekaan yang mendalam, kecerdasan serta rasa kebersamaan dalam membangun hubungan antar manusia yang serasi dan dinamis.

Kegiatan belajar di alam terbuka seperti outbound bermanfaat untuk meningkatkan keberanian dalam bertindak maupun berpendapat. Kegiatan outbound membentuk pola pikir yang kreatif, serta meningkatkan kecerdasan emosional dan spiritual dalam berinteraksi. Kegiatan ini akan menambah pengalaman hidup seseorang menuju sebuah pendewasaan diri. Pengalaman dalam kegiatan outbound memberikan masukan yang positif dalam perkembangan kedewasaan seseorang. Pengalaman itu mulai dari pembentukan kelompok. Kemudian setiap kelompok akan menghadapi bagaimana cara berkerja sama. Bersama-sama mengambil keputusan dan keberanian untuk mengambil risiko. Setiap kelompok akan meng-hadapi tantangan dalam memikul tanggung yang harus dilalui.

Nah, kalau dari sejarahnya, awalnya model pelatihan semacam ini diperkenalkan oleh Kurt Hahn, seorang pendidik berkebangsaan Jerman. Mulanya keprihatinannya terhadap para pelaut muda Inggris yang produktifitas dan mentalnya sangat jauh perbandingannya dengan para seniornya membangkitkan pikirannya untuk mencari jalan keluar permasalahan tersebut. Dan, sebuah ide cerdas muncul di otaknya. Ia mengembangkan sebuah program pelatihan dengan sebuah metode unik agar para pelaut muda tersebut mengenali potensi diri mereka masing-masing. Dengan memberikan studi kasus dan simulasi permasalahan yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, pelatihan inipun membawa hasil yang sangat memuaskan. Kualitas SDM mereka mengalami peningkatan pesat.

Dan, sejak saat itulah konsep outbound mulai berkembang ke seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Bahkan, beberapa lembaga penyedia layanan pelatihan yang tak pernah lupa menyisipi outbound di dalam program pelatihannya, juga tumbuh pesat, karena peminat pelatihan semacam ini, baik dari kalangan khalayak umum dan pegawai institusi pemerintah dan swasta juga menjamur. Bahkan sekolah-sekolah pun tak ketinggalan untuk ikut nimbrung makan lezatnya manfaat outbound ini.

Lantas, ada apa di dalam outbound itu? Dalam setiap outbound, secara garis besar  pendekatan pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran dengan model adult learning (pembelajaran orang dewasa) dan outdoor activities (aktifitas luar ruangan).

Beberapa ciri-ciri atau model anak kecil dalam proses belajarnya adalah:
1.      Tidak suka suasana yang formal. Biasanya formalitas yang harus dilalui akan sedikit banyak membatasi gerak atau pola pikir. Ini tidak akan ada dalam suasana yang informal, yang mana kita akan dengan mudah mengeluarkan apapun yang ada dalam pikiran kita dengan segala ekspresi yang kita punya.
2.      Ingin memecahkan masalah. Setelah menghadapi masalah yang menantang untuk dipecahkan, mereka biasanya mengalami kemajuan dan bisa mempraktekkan apa yang dimilikinya untuk menghadapi masalah tersebut.
3.      Selalu mecari manfaat dari apa yang dialami.

Kemudian, model pendekatan aktifitas luar ruangan bisa mengakomodasi pembelajaran model anak-anak,  kerena seorang anak lebih cenderung belajar dari apa yang dialami dan dihubungkan dengan permasalahan hidup sehari-hari. Terlebih lagi, ruang terbuka merupakan sarana yang memberikan keleluasaan baik pada gerak fisik (psikomotorik), maupun emosi (afeksi) dan berpikir (kognisi). Dengan begini suasana outbound membuat pebelajaran atau pesan (materi) yang hendak disampaikan bisa diterima dengan nyaman.

Biasanya dalam setiap permainan yang diadakan dalam outbound ada empat tahapan umum yang harus dilakukan. Yang pertama adalah experience, dimana para peserta diajak terlibat dalam suatu permainan tertentu. Ini digunakan untuk menstimulasi permasalahan yang sehari-hari terjadi di lingkungan kita termasuk di perusahaan atau tempat bekerja. Dalam metode ini sang fasilitator tidaklah mengajarkan sebuah konsep, keahlian, ataupun sebuah nilai. Namun, mereka hanya mengarahkan para peserta mengerti dan memahami beberapa hal tersebut melalui pengalaman langsung. kemudian mereka mendiskusikan manfaat permainan itu dalam kelompok kecil (processing), menyimpulkannya dari hal yang kecil ke hal-hal yang besar (generalizing). Terakhir, mereka merefleksikannya dan menerapkan pengalaman itu dalam sistem kerja kehidupan mereka.

Nah, dalam setiap materi yang mau diajarkan setiap programnya, entah yang bertopik excellent service, team bulilding, ataupun yang lainnya, materi-materi tersebut tidaklah diberikan melalui buku, makalah, ataupun ceramah langsung. Tidak pula seperti penataran, ataupun pelatihan dengan metode stadium general, dimana pasa peserta diberikan sekumpulan teori ataupun wacana ini dan itu, pemberian materi dalam outbound, sekali lagi melalui serangkaian game simulasi, yang mana setiap game mempunyai "udang" di baliknya, yang dijadikan inti makna atau pesan yang yang dijadikan alasan mengapa permainan tersebut diberikan.

Mungkin kita akan bertanya-tanya, "apa bisa sampai pesannya ya?" Seorang peneliti yang bernama Vernon Magnesson menyimpulkan bahwa setiap orang mempunyai pencapaian hasil belkar belajar yang berbeda-beda jika dilihat dari bagaimana cara ia mempelajari sesuatu. Menurutnya, seseorang belajar sebesar 10 persen dari membaca, 20 persen dari mendengar, 30 persen dari melihat, 50 persen dari melihat dan mendengar, 70 persen dari mengatakan dan 90 persen dari mendengar dan melakukan. jadi dengan sebuah pendekatan pembelajaran semacam outbound ini, nilai atau pesan disampaikan akan langsung bisa ditangkap, tanpa ada paksaan, dengan nuansa yang penuh tantangan dan, yang paling penting adalah,  fun




B.     MANFAAT OUTBOUND
1.      Teambulding/ team Work
Building successful teams while focusing on problem-solving, communication, trust-building, change and conflict resolution.Membangun tim sukses sambil memfokuskan pada pemecahan masalah, komunikasi, kepercayaan-bangunan, perubahan dan resolusi konflik.
2.      Leadership DevelopIdentifying and developing traits successfully employed in situations involving strategy, goal setting, planning, resource allocation, empowerment, and decision-makingPengembangan Kepemimpinan
Mengidentifikasi dan mengembangkan sifat-sifat berhasil digunakan dalam situasi yang melibatkan strategi, penetapan tujuan, perencanaan, alokasi sumber daya, pemberdayaan, dan pengambilan keputusan.
3.      Manajemen PerubahanChange ManagementEnabling an organisation to build a shared culture, integrating new organizational structures, managing transitions, and expanding perceived limits of performance.
Memungkinkan suatu organisasi untuk membangun budaya bersama, mengintegrasikan struktur organisasi baru, transisi mengelola, dan memperluas batas dianggap kinerja.
4.      Resolusi KonflikConflict ResolutionImproving interpersonal skills, removing communication blocks, building abilities to express and resolve differences in an unstressed manner.
Meningkatkan kemampuan interpersonal, menghapus blok komunikasi, membangun kemampuan untuk mengekspresikan dan menyelesaikan perbedaan dengan cara yang lemah.
5.    Efektivitas Pribadi dan ProfesionalPersonal and Professional Effectiveness
Meningkatkan citra diri melalui penekanan pada dan kelompok, prestasi dorongan pribadi untuk meregangkan dianggap melampaui batas, dan mendapatkan rasa diperbaharui tujuan dan komitmen.
6.      Ketrampilan InternasionalDevelops abilities to relate meaningfully and with confidence in group and individual situations, working towards enhancing group dynamics.
Mengembangkan kemampuan untuk berhubungan secara bermakna dan dengan percaya diri dalam kelompok dan situasi individu, bekerja untuk meningkatkan dinamika kelompok.
7.      Ketrampilan Komunikasi
Builds effective communication skills that enables enhanced performance . and productivity.Membangun keterampilan komunikasi yang efektif yang memungkinkan peningkatan kinerja dan produktivitas.
8.    Induksi/ Orientasi untuk TraineeInduction/Orientation for TraineesReduces lead time in creating productive, effective employees and enables faster integration of corporate culture, values, and expectations..Mengurangi waktu memimpin dalam menciptakan produktif, karyawan yang efektif dan memungkinkan integrasi yang lebih cepat dari budaya perusahaan, nilai, dan harapanPartnerships/Alliances
9.      Kemitraan
Creating more effective client, vendor, supplier, alliance, and partner relationships through shared experiences and goals and trust-building.Membuat klien lebih efektif, vendor, pemasok, aliansi, dan hubungan mitra melalui berbagi pengalaman dan tujuan dan kepercayaan-bangunan.
C.     MATERI KEGIATAN
Materi kegiatan dibagi menjadi 3 kategori:
1.      Fun Games, permainan yang menekankan unsur-unsur koordinasi, konsentrasi dan kebersamaan (contoh : estafet bola pingpong, water boom).
2.      Low Impact Games, permainan bertemakan pembuatan perencanaan, mengatur strategi,efisiensi waktu, pendelegasian tugas, kejujuran dan tanggung jawab sosial. Dikemas dengan suasana menantang tetapi resiko sangat kecil, tidak membutuhkan alat pengaman langsung (contoh : karapan manusia, merayap, papan keseimbangan, air bridge, rustfall net).
3.      High Impact Games, yang menyajikan tema-tema pengendalian diri, peningkatan keberanian, kekuatan rasa percaya diri, keuletan dan pantang menyerah. Permainan dengan tantangan tinggi tetapi beresiko kecil, namun menggunakan alat pengamanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan (contoh : monkey bridge, jembatan goyang, burma bridge, flying fox, jaring pendarat, rapling).

D.    KEUNGGULAN
Beberapa nilai lebih metode permainan/dinamika dibandingkan metode ceramah dalam penyampaian suatu materi/ pesan antara lain:
1.      Memori seseorang akan lebih lama merekam sesuatu jika dia pernah mengalaminya, dibandingkan hanya dengan membaca/ mendengarkan. Memori dalam hal ini tidak sekedar proses, namun juga refleksi/ evaluasi terhadap suatu praktik/ simulasinya. Confuciuspun berujar,” Saya mendengar dan saya melupakannya. Saya melihat dan saya akan mengingatnya. Saya melakukan, maka saya akan mengerti,”
2.      Pada dasarnya, seseorang senang bermain. Sering kali, makin tua seseorang, dia (tanpa disengaja) makin berpikir dirinya tidak pantas lagi untuk bermain. Ketika bermain, kita bisa melepaskan segala beban pemikiran kita dan berkonsentrasi dalam permainan. Hal ini menyebabkan permainan bisa digeluti secara fisik dan nonfisik, hal yang bagus untuk penyampaian sebuah ide/ materi.
3.      Dalam menyelesaikan suatu dinamika, tidak banyak waktu untuk berandai – andai atau memperdebatkan suatu teori/ teknik. Tantangan di depan mata, waktu terus bergulir, sementara dinamika harus diselesaikan dengan maksimal. Dibandingkan dengan penyelesaian soal teori di kelas, kita bisa lama berandai–andai, bahkan bisa sampai berdebat kusir panjang lebar. Kemampuan melihat dan memahami dinamika/tantangan memberikan kontribusi yang besar dalam upaya penyelesaiannya.
4.      Metode simulasi/ praktik/ bermain dapat menjadi selingan yang menyegarkan bagi mereka yang dalam keseharian lebih banyak menerima materi melalui cara ceramah/ membaca. Sesuatu yang baru/ lain pasti akan menarik perhatian, sesuatu yang menarik perhatian biasanya akan lebih berkesan.
5.      Dinamika kelompok menuntut seorang peserta berinteraksi dengan orang lain. Hal ini dapat mengasah kepekaan dan toleransi terhadap (ide/ pendapat) orang lain. Kemampuan berkomunikasi juga sangat menentukan dalam keberhasilan proses dinamika.
E.     ANTARA TUJUAN, HASIL DAN PERMAIANAN DALAM OUTBOUND
Segala keunggulan tadi tentu perlu ditunjang dengan beberapa rambu dalam pelaksanaan outbound, supaya tujuan kegiatan bisa terpenuhi, antara lain:
1.      Outbound harus punya tujuan yang jelas,
2.      Pilihan permainan/ dinamika yang tepat
3.      Alur outbound sesuai dengan kaidah pembelajaran.
4.      Kegiatan outbound harus difasilitasi oleh fasilitator yang tepat.
F.      CONTOH PEMBELAJARAN SAINT DENGAN OUTBOUND
Prosedur mempersiapkan pembelajaran dengan outbond sains siswa
(experiental learning) menurut Oemar Hamalik (2003: 47)adalah sebagai berikut:
a.       Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar yang direncanakan untuk memperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif hasil
b.      Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang dan memotivasi.
c.       Siswa dapat bekerja secara individual, tetapi lebih sering bekerja dalam kelompok-kelompok kecil.
d.      Para siswa ditempatkan dalam situasi-situasi pemecahan masalah yang nyata.
e.       Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman membuat keputusan sendiri dan memikul konsekuensi atas keputusan-keputusan tersebut
Menurut Gordon dan Browne (Moeslichatoen, 1999: 57-58) terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan dan peralatan outbond sains yaitu antara lain:
a.       Memilih bahan untuk kegiatan bermain yang mengundang perhatian semua siswa, yakni bahan-bahan yang dapat memuaskan kebutuhan, menarik minat, dan menyentuh perasaan mereka.
b.      Memilih bahan yang multi guna yang dapat memenuhi bemacam tujuan
pengembangan seluruh aspek perkembangan siswa.
c.       Memilih bahan yang dapat memperluas kesempatan siswa untuk
menggunakannya dengan bermacam cara.
d.      Memilih bahan yang mencerminkan karakteristik tingkat usia kelompok siswa.
e.       Memilih bahan harus sesuai dengan filsafat dan napas kurikulum yang dianut.
f.       Memilih bahan yang mencerminkan kualitas rancangan dan keterampilan kerja.
g.      Memilih bahan dan peralatan yang tahan lama.
h.      Memilih bahan-bahan yang dapat dipergunakan secara fleksibel dan serba guna.
i.        Memilih bahan yang mudah dirawat dan diperbaiki.
j.        Memilih bahan yang mencerminkan peningkatan budaya kelompok.
k.      Memilih bahan yang tidak membedakan jenis kelamin dan meniru-niru.
Adapun hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan pembelajaran ini
adalah:
1.      Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai Kegiatan outbond ini dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam satu materi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang lain adalah lingkungan. Siswa di pos I adalah sayangi aku (mempelajari tanaman dan praktek menanan dan merawatnya), pos 2 adalah opera sampah (siswa memperagakan dalam bentuk drama singkat/spontan dan guru menjelaskannya), pos 3 adalah sampah (mengenal sampah dan cara memanfaatkannya, dapat juga dengan praktek), pos 4 dilanjutkan dengan pemaknaan terhadap bahaya sampah dalam kehidupan kita,dsb.
2.      Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan. Kegiatan outbond ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat juga dilaksanakan di luar jam pelajaran
3.      Menentukan rute perjalanan Outbond ini dapat dilakukan satu kelas bersama-sama dengan system kompetisi dan dapat juga dilakukan dengan giliran kelompok/rooling, hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan jumlah guru. Outbond dapat menggunakan rute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga sekitar. Pembelajaran ini juga dapat dilakukan hanya dengan berpindah pos saja.
4.      Mempersiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan di tiap pos.
a. Jika menggunakan sistem kompetisi: semakin banyak kelompok yang dibentuk maka peralatannya semakin banyak. b. Jika menggunakan sistem roling: peralatan yang dibutuhkan sedikit.
5.      Menentukan dan mempersiapkan petugas pos Jika dalam bentuk rolling maka diperlukan lebih banyak penjaga pos daripada dengan system kompetisi. Tiap penjaga pos dipersiapkan untuk dapat mengisi pos yang dipegangnya. Untuk menyamakan persepsi tema yang akan diajarkan maka perlu diadakan briefing. Pos 2 Pos 1 Pos 3.
Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatan outbond:
1.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
2.      Guru menjelaskan tentang benda dan sifatnya:
3.      Guru menjelaskan aturan permainan Outbond.
Berikut merupakan contoh implementasi pembelajaran inovatif dengan
memanfaatkan outbond sains dalam rangka meningkatkan meaningful learning. POS I adalah Roket Balon. Bahan dan alat: balon dengan soal tantangan, selotip, benang kasur yang terjulur hingga garis finish
sedotan.
Cara bermain:
a.       Di garis start telah tersedia balon dengan soal tantangan, selotip, benang
kasur yang terjulur hingga garis finish, dan sedotan. Gunakanlah alatalat
ini dengan baik.
b.      Bantuan awal: Sedotan dimasukkan ke dalam benang kasur.
c.       Diskusikan cara agar balon dan soal dapat diterima oleh teman kalian di
seberang (jarak 2-3 meter).
d.      Setelah balon diterima, kerjakanlah soal dan serahkan 10 menit
kemudian kepada petugas pos.
e.       Kerjakan dengan baik semoga kalian termasuk orang-orang yang
beruntung.
Kunci: Balon bisa terbang lho....
Lembar pertanyaan yang diletakkan ke dalam balon:
a.       Selain terdapat soal, benda apa yang kalian tiupkan ke dalam balon
hingga balon menggelembung?
b.      Menurut kalian, bagaimanakah bentuk benda tersebut di dalam balon?
Apakah bentuknya berubah jika udara dimasukkan ke dalam plastik?
c.       Dapatkah kalian merasakan udara yang ada di sekitarmu?
d.      Dapatkah kalian melihatnya dan dapatkah kalian memegangnya?
e.       Apa yang kalian rasakan ketika melepas balon? Dan mengapa balon
yang dilepas dapat berlari dengan kencang?
f.       Sebutkan sifat-sifat benda gas dalam permainan ini?
g.      Sebutkan manfaat benda gas dalam kehidupan sehari-hari!
Setelah kegiatan outbond, guru bersama siswa membahas kembali apa
yang telah dilaksanakan. Metode yang digunakan yaitu metode diskusi, dimana akan diperoleh pendapat yang berbeda dan bervariasi antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Guru bertugas memfasilitasi dalam menyisipkan makna (misal pesan moral, sikap dan kerjasama).Misal sebagai contoh dalam kegiatan ini yaitu: Udara yang ada di dalam balon memberikan tekanan sehingga ketika dilepaskan balon dapat berlari menuju ke ujung benang yang lain.
Udara merupakan benda gas yang mempunyai sifat bentuknya berubah-ubah sesuai dengan tempatnya, udara dapat memberikan tekanan, udara tidak terlihat dan tak dapat dipegang namun bisa dirasakan, dan udara ada di mana-mana/ada di sekitar kita. Semakin banyak udara dalam balon maka balon juga akan tampak besar dan tekanannya juga besar. Tekanan besar maka larinya semakin cepat, artinya dalam kehidupan ini kita harus mengisi kehidupan kita (seperti balon) dengan menambah wawasan, akhlak yang baik, dan keterampilan-keterampilan, selain itu kita juga harus memupuk semangat, motivasi dan kemauan yang besar agar kita akan dapat berlari dengan cepat untuk mencapai cita-cita. Kemudian siswa diarahkan pada pemanfaatan apa yang sedang dipelajari dengan kehidupan mereka sehingga menjadi orang yang pandai bersyukur. Sebagai contoh: Udara dapat dimanfaatkan untuk:
a.       Mengisi ban kendaraan, tanyakan kepada siswa berapa banyak udara yang di masukkan ke dalam ban kendaraan (sedikit/banyak?) dan dapatkah udara dalam ban-ban tersebut mengangkat 50 orang? Dan berilah tanggapan pada siswa bahwa: meskipun udara yang kita berikan pada ban sedikit, akan tetapi udara memberikan tekanan pada ban sehingga ban menjadi keras dan dapat digunakan kendaraan seperti bus untuk mengangkut 50 orang atau lebih. (jangan menganggap hal yang sepele, karena hal yang sepele kadang adalah sesuatu yang besar pengaruhnya bagi kehidupan).
b.      Bernafas. tanyakan dari manakah udara yang kita hirup? Bagaimanakah
ketika hidungmu mampet? bayarkah kita untuk menghirup udara disekitar
kita? Hitunglah berapa banyak tabung gas yang kita perlukan untuk bernafas hingga hari ini? Siapakah yang menciptakan udara? Dan berikanlah tanggapan pada siswa bahwa: kita dapat bebas bernafas, menghirup udara sebebasbebasnya dimanapun kita berada, diberi nikmat kesehatan sehingga dapat bernafas dengan baik Gratis dan jika kita harus bernafas dengan tabung gasmaka berapa uang yang akan dikeluarkan hingga kita hidup sampai hari ini.Ini adalah karunia Allah swt. Bersyukurlah atas segala nikmatNya.
c.       Membantu pembakaran. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa outbond merupakan salah satu metode yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir, keterampian sosial, life skill, kemampuan spiritual dan sikap siswa Prinsip “experiential learning“ (belajar melalui pengalaman langsung) pada kegiatan outdoor ini, siswa akan mampu mengembangkan potensi diri, baik secara individu (Personal Development) maupun dalam kelompok (Team Development). Melalui outbond, siswa secara aktif dilibatkan dalam seluruh kegiatan yang dilakukan.dan langsung berinteraksi dengan alam untuk mengenal Allah swt (Sang Pencipta) dan mencintai lingkungan .tempat hidupnya. Banyak orang yang mengetahui bahwa teknik tersebut dapat mengembangkan potensi siswa dan memberikan lingkungan belajar yang kreatif dan menyenangkan, akan tetapi guru jarang memanfaatkan outbond dalam pembeajaran secara formal. Padahal jika outbond ini dilakukan maka akan diperoeh kemanfaatan yang luar biasa.



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dalam kegiatan outbound terdapat banyak manfaat dan membuat siswa menjadi aktif sehingga siswa tidak merasa jenuh dalam pembelajaran. Siswa mendapatkan ruang yang fresh ketika bermain dalam permainan outbound, siswa menjadi diri sendiri karena memang dunia anak itu adlah bermain. Pengalaman dalam bermain outbound akan menjadi bahan yang akan selalu diingat siswa karena pengalaman adalah guru terbaik dalam hidup.
Di sini guru di ingatkan untuk membuat pembelajaran seperti outbound sehingga siswa tidak jenuh untuk belajar. Kreatif guru untuk mengembangkan pembelajaran ini dituntut untuk bias menciptakan. Karena seseorang itu belajar sebesar 10 persen dari membaca, 20 persen dari mendengar, 30 persen dari melihat, 50 persen dari melihat dan mendengar, 70 persen dari mengatakan dan 90 persen dari mendengar dan melakukan. jadi dengan sebuah pendekatan pembelajaran semacam outbound ini, nilai atau pesan disampaikan akan langsung bisa ditangkap, tanpa ada paksaan, dengan nuansa yang penuh tantangan dan, yang paling penting adalah,  fun.
B.     SARAN
Dalam pembelajaran sehari-hari kita mungkin untuk sulit melakukan inovasi yang berarti bagi pembelajaran siswa, tapi siharapkan dengan adanya makalah ini dapat diharapkan muncul ide yang untuk menciptakan pembelajaran yang menarik. Makalah ini hanya sebagai sarana untuk menjembatani itu semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar